Tidak diragukan lagi kalau pria dan wanita berbeda dalam banyak hal. Perbedaan ini secara nyata terlihat dalam biologisnya. Sebagai contoh, sebagian besar laki-laki umumnya lebih tinggi dari 99% populasi perempuan di dunia. Peran biologis yang nyata antara pria dan wanita tampak pada kenyataan kalau hanya wanita yang melahirkan, sementara hanya pria yang tidak mengalami menstruasi. Walau begitu pengaruh sosial budaya membawa pada perbedaan yang lebih dari sekedar perbedaan alamiah ini. Perbedaan sosial budaya dapat diperbaiki dengan jalan revolusi sosial budaya, sementara itu perbedaan biologis, tidak dapat. Perbedaan biologis bersifat warisan, atau apa yang orang religius katakan sebagai kodrat.
Sebelum beranjak pada masalah-masalah sosial budaya, penulis akan memaparkan beberapa fakta ilmiah mengenai perbedaan jenis kelamin secara biologis yang baru saja diketahui dunia ilmiah dan berarti, hal-hal yang tidak dapat diubah lewat revolusi sosial budaya. Dalam daftar ini, terdapat sebuah sebab transisi yang disebut sebab evolusioner. Sesuatu yang disebabkan oleh evolusi merupakan gabungan dari biologis dan lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa evolusi terjadi karena faktor mutasi genetik (biologis) yang diseleksi oleh alam (lingkungan). Hal ini dapat diubah, namun perlu waktu sangat panjang, sepanjang evolusi manusia yang sudah ratusan ribu hingga jutaan tahun.
- 25 persen wanita dalam masyarakat, menjadi semakin cerdas saat mengalami menstruasi sementara 25 persen lainnya, menjadi semakin tidak cerdas saat mengalami menstruasi. 50 persen sisanya tidak terpengaruh oleh menstruasi. Hal ini disebabkan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Pria tidak memiliki masalah ini, semata karena tidak mengalami siklus menstruasi.
- Wanita lebih peka terhadap rangsangan dengan menggunakan jari mereka. Hal ini disebabkan oleh ukuran jari wanita yang lebih kecil daripada jari pria, bukan karena wanita secara naluriah lebih peka.
- Wanita lebih cenderung mengalami kegemukan dan gangguan pola makan. Hal ini karena wanita lebih cenderung menyukai sebuah jenis makanan dari pada pria. Dasar dari perbedaan ini adalah genetik.
- Pria yang ingin bertattoo lebih sehat secara genetik daripada pria tidak ingin tattoo. Hal ini dengan syarat bahwa naluri untuk membuat rajah (tattoo) tersebut datang dari keinginan sendiri. Sebaliknya, wanita yang ingin bertattoo tidak lebih sehat secara genetik dengan wanita yang tidak ingin bertattoo.
- Wanita lebih mudah kecanduan alkohol dan narkotika dari pada pria. Walau begitu, pria lebih mungkin mengkonsumsi alkohol dan narkotika. Dengan kata lain, pria mudah tergoda, wanita tidak, tapi sekali tergoda, wanita akan lebih sulit lepas daripada pria. Hal ini karena pengaruh hormonal.
- Pria lebih mungkin mengalami buta warna daripada wanita. Hal ini karena dua gen yang memungkinkan mata membedakan warna berada di kromosom X sementara pria hanya memiliki satu kromosom X dan wanita memiliki dua kromosom X.
- Wanita yang sedang menstruasi cenderung membeli atau memakai pakaian yang lebih seksi untuk berkompetisi dengan wanita lainnya. Dasar dari perbedaan ini adalah evolusi
- Pria lebih senang membuat lelucon, wanita lebih senang mendengarkan lelucon. Hal ini menjadi hal penting dalam pembinaan hubungan antar pria dan wanita. Dasar dari perbedaan ini adalah evolusi
- Ibu hanya menghabiskan 22 persen waktunya bersama anak untuk kegiatan seperti membaca, bermain dan menggambar. Ayah menghabiskan 40 persen waktunya bersama anak untuk kegiatan ini. Ini menunjukkan kalau ayah cenderung menantang anak untuk mengembangkan dirinya, sementara ibu lebih cenderung menunjukkan kasih sayang terhadap anaknya. Dasar dari perbedaan ini adalah evolusi.
- Pria cenderung berbicara mengenai hirarki kekuasaan sementara wanita lebih cenderung bicara mengenai masalah hubungan kesetaraan. Dasar perbedaan ini adalah evolusi
- Laki-laki lebih cenderung melakukan tindak pidana (11 %) dari pada perempuan (1.7%). Hal ini karena pengaruh biologis, bukannya lingkungan, yaitu adanya hormon testosteron pada laki-laki.
- Wanita lebih memilih-milih pasangan daripada pria. Hal ini membuat lebih sedikit wanita yang mendekati laki-laki ketimbang laki-laki mendekati wanita. Walau begitu, wanita tidak memilih pria dari penampilan yang keren atau tidak keren, tapi dari bahasa tubuh, kepercayaan diri, kemampuan humoris, daya seni dan warna pakaian yang dominan merah. Dasar perbedaan ini adalah evolusi
Demikian perbedaan jenis kelamin yang telah diketahui memiliki sebab biologis dan evolusioner. Daftar selanjutnya adalah perbedaan jenis kelamin yang semata berdasarkan pengaruh sosial budaya. Pengaruh sosial budaya yang dimaksud disini adalah pengaruh masyarakat yang bersifat baru, terutama baru berkembang dalam beberapa puluh tahun terakhir, ketika negara-negara berada dalam satu kawasan global (globalisasi). Perbedaan jenis kelamin berbasis sosial budaya itu antara lain:
- Laki-laki cenderung lebih mudah cemburu daripada wanita. Hal ini tampaknya berasal dari rasa kesendirian yang lebih kuat pada pria single daripada wanita single. Walau demikian, penelitian menunjukkan kalau perbedaan gender ini lebih bersifat kultural daripada genetik.
- Lingkungan umumnya menjadikan pria bersifat maskulin dan wanita feminin. Dalam suku Arapesh, baik pria maupun wanita bersifat feminin. Pria dan wanita suku Mundugumar sama-sama bersifat maskulin. Dan dalam suku Tchambuli, keadaanya malah terbalik, pria bersifat feminin dan wanita bersifat maskulin. Hal ini membuktikan kalau peran gender bukanlah sebuah warisan biologis atau genetik, tapi semata pengaruh lingkungan.
- Wanita yang berwajah cantik seringkali mengalami diskriminasi dalam pekerjaan sehingga mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan bakat mereka sendiri. Penemuan ini tampak lebih disebabkan oleh lingkungan modern daripada evolusioner.
- Anak laki-laki lebih aktif dari perempuan dan anak perempuan lebih pandai dalam berbicara daripada anak laki-laki. Walau demikian hal ini hanya akibat lingkungan semata. Tidak ada bukti genetik ataupun syaraf yang mendukung adanya perbedaan gender ini. Anak laki-laki juga tampak lebih agresif dari pada wanita, dan anak perempuan tampak lebih memiliki empati dari laki-laki. Pernyataan ini juga semata pengaruh lingkungan.
- Wanita lebih mungkin mendapatkan penyakit kejiwaan daripada pria. Walau begitu, pria lebih mungkin bunuh diri daripada wanita. Hal ini karena wanita saat mengalami depresi dan penyakit kejiwaan lainnya, segera mengkomunikasikan masalahnya dengan temannya, sementara pria tidak. Perbedaan ini berasal dari kemampuan wanita untuk berkomunikasi yang lebih baik dan seperti yang telah disebutkan, semata karena pengaruh lingkungan.
Dengan berfokus semata pada perbedaan jenis kelamin yang disebabkan oleh sosial budaya, aktivis gerakan emansipasi wanita atau feminisme dapat lebih efektif dalam mengubah sudut pandang masyarakat dan karenanya, lebih efisien pula dalam menggunakan sumberdaya yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar