Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About

statistics

Blog Archive

Arsip Blog

Latest Posts

About Sure Mag

Social Media

Search Blog

Join with us

WTI Oil Price

Flickr Feed

Most Popular

Bisakah Riset dan Teknologi memajukan bangsa



Adalah cita-cita kita bersama untuk menjadi bangsa besar dan disegani. Bangsa yang memiliki rakyat yang makmur, aman dan sejahtera. Fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi dan kepentingan umum lainnya bisa dengan mudah dijangkau. Sewaktu-waktu pemerintah membagi-bagi uang kepada rakyatnya yang memang sudah makmur itu.

Jikalau buku-buku mengenai bagaimana memakmurkan orang atau perusahaan sudah sering diterbitkan dan diulas, namun rasanya info bagaimana menjadi negara yang besar dan disegani masih kurang di negara kita tercinta ini. Bagaikan mendapat mutiara yang sangat berharga, cara memajukan suatu negara datang dari Bruce Alberts. Seperti yang bisa kita baca di Koran Tempo, Utusan Khusus Sains Amerika Serikat tersebut dalam kunjungannya di Indonesia mengatakan bahwa "Ekonomi (saat ini di Indonesia, red) semakin baik sehingga menjadi saat yang tepat bagi Indonesia memajukan pendidikan sains dan penelitian. Pembangunan ilmu dasar dan penelitian memberi kontribusi signifikan dalam menyelesaikan masalah pembangunan. Negara yang bergerak ke arah kemajuan akan menghadapi masalah kompleks sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang pintar menemukan solusi. Siswa dengan pengetahuan sains baik bisa menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru."

Dari pernyataan tersebut, terlihat betapa pentingnya riset itu sehingga "siswa dengan pengetahuan sains yang baik bisa menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru", yang jika kita angkat ke level yang lebih tinggi, jika Indonesia memiliki banyak periset, tentu bisa menyelesaikan masalah dengan lebih baik.

Pantas saja, banyak negara yang sekarang disebut negara maju, tidak tanggung-tanggung menggelontorkan uang milyaran dollar Amerika di bidang riset guna bisa bersaing di kancah dunia international. Umumnya masih mengutip pernyatan Bruce, angka ideal porsi dana penelitian di negara-negara pembangunan berkelanjutan adalah sebesar 1,5 persen.

Tabel yang dibuat tahun 2010 di bawah bisa mencerminkan seberapa besar porsi dana riset negara-negara di dunia.
Porsi budget riset vs PDB (tahun 2008)
Makin tinggi porsinya, makin maju negara tersebut. Contoh yang bisa diangkat adalah Korea Selatan. Lima belas atau dua puluh tahun lalu, siapa yang mengenal brand-brand Korea Selatan. Dengan porsi budget riset sebesar 43 miliar dollar AS (atau 3,1% Pendapatan Domestik Bruto), saat ini, brand seperti: Hyundai, Samsung dan sekarang Lotte Mart, sudah familiar dengan kita. Begitu pula dalam bidang bioteknologi. Korsel adalah negara pertama yang menyetujui komersialisasi stem cell.

Singapura
Contoh menarik lainnya, ditunjukkan oleh negara Singapura. Meskipun negara tersebut miskin akan sumber alam, namun beberapa terobosan guna memajukan iklim penelitian di sana telah dilakukan. Antara lain: pemberian insentif bagi perusahaan yang melakukan penelitian, penghargaan yang tinggi bagi para peneliti, dll. Akibatnya, membanjirlah para peneliti dari negara maju serta perusahaan-perusahaan besar ke Singapura.
Grafik porsi budget riset vs PDB 2008
Bagaimana di Indonesia?
Melalui Kemenagristek, Indonesia pun tidak mau ketinggalan. Setiap tahun budget untuk riset terlihat ada peningkatan. Dari 0.06 persen pada tahun 2009, saat ini sudah mencapai 0,2%. Bahkan dalam waktu dekat ini dalam rangka Harteknas ke-16 (tahun 2011), beberapa acara diadakan oleh Kemennegristek antara lain:

audiensi 500 peneliti, perekayasa dan inovator dengan Presiden RI
seminar dengan pembicara: menteri-menteri terkait, dunia usaha, akademisi dan balitbang serta inovator sukses
open house laboratorium di kawasan puspitek
dll.
Di perusahaan swasta, kita bisa lihat apa yang dilakukan Kalbe Farma. Sejak tahun 2008, bekerjasama dengan Kemennegristek, telah diselenggarakan acara dwi tahunan yang disebut Ristek-Kalbe Science Awards (RKSA). Suatu selebrasi bagi peneliti-peneliti Indonesia yang berprestasi. Mulai tahun 2011 ini, Kalbe menyelenggarakan Junior Scientist Award yang diakhiri dengan Junior Science Fair.

Akhirnya....
Memang bukan pekerjaan mudah seperti membalik telapak tangan. Namun dengan perhatian yang besar dari pemerintah serta kerjasama yang baik antara akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas , hal ini pasti bisa terwujud.

Maju terus Riset dan Teknologi Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar