A. Pengertian gempa bumi
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi akibat dari pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakkan kerak/lempeng bumi. Bencana alam gempa bumi terjadi secara tiba-tiba, berbeda dengan bencana alam lainnya, seperti banjir misalnya, ada hujan deras dulu baru bisa banjir. Indonesia sering dilanda gempa, diantaranya disebabkan karena indonesia banyak gunung berapi.
B. macam macam gempa bumi
1. Gempa Tektonisme
Keaneka-ragaman muka bumi sangat dipengaruhi oleh adanya gerakan di kerak/dasar bumi, gerakan mendatar ataupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan itu menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru disebut struktur diastropik. Struktur diastropik adalah perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru pada muka bumi. Bentuk struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan. Berikut keterangan bentuk tersebut ;
a) Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang awalnya mendatar jika mendapat tekanan vertikal , maka akibatnya membentuk struktur melengkung. Lengkungan yang mengarah ke atas disebut juga dengan kubah (dome) dan yang mengarah ke bawah yang disebut juga dengan basin.
b) Lipatan: lipatan adalah akibat dari tekanan arah mendatar pada kulit bumi. Sementara punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.
c) Patahan: patahan terjadi karena tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal di kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan ini adalah daerah yang rawan gempa karena daerah tersebut rapuh. Patahan disebut juga dengan sesar.
d) Retakan: retakan terjadi disebabkan karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retak.
2. Gempa Vulkanisme
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan bumi. Magma tersebut keluar ke permukaan bumi pada umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung berapi. Jika magma yang berusaha untuk keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Dan jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk dari muka bumi diantaranya :
a) Kawah, lubang yang menyerupai mangkuk di puncak gunung berapi,
b) Kaldera, hasil dari letusan gunung berapi yang berbentuk seperti kawah tetapi ukurannya jauh lebih besar. Oleh karena itu pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung berapi corong kecil,
c) Berbagai bentuk gunung berapi.
Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut :
a) Retas (sill), magma yang sudah membeku yang berada di antara dua lapisan batuan di dalam bumi berupa batuan beku.
b) Lakolit, bentuk cembung mengarah ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara dua buah lapisan batuan sedimen.
c) Gang atau korok, bentukan yang tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang sudah membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen.
d) Batholit, magma yang sudah membeku yang berada jauh di dalam bumi.
3. Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman sangat besar, energi itu akan mampu menggoyangkan atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera yang berada di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut dengan gempa bumi. Kemudian gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan oleh pergeseran kerak bumi tersebut bisa besar maupun kecil. Besar atau kecilnya kerusakan di permukaan bumi disebabkan oleh besar atau kecilnya kekuatan gempa tersebut.
Hal yang Berkaitan dengan Gempa Bumi :
Gempa bumi - terjadi karena ada faktor, penyebab, proses dan akibatnya ; Klasifikasi, Pengukuran, dan Kekuatan gempa. Berikut duopelangi mencoba menguraikannya ;
C. Klasifikasi Gempa
Gempa bumi tergolong jadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi.
a) Gempa tektonik: gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan tersebut akan menghasilkan getaran. Getaran inilah yang merambat sampai ke permukaan bumi.
b) Gempa vulkanik: gempa yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung berapi sebelum terjadi letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
Menurut bentuk episentrumnya, jenis gempa ada dua :
1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya;
1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan bumi.
2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter yang berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.
3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter yang kurang dari 60 km.
Menurut jaraknya, gempa dibagi menjadi tiga;
1) Gempa sangat jauh: jarak episentrumnya diatas 10.000 km.
2) Gempa jauh: jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
3) Gempa lokal: jarak episentrumnya kurang 10.000 km.
Menurut lokasinya, jenis gempa dibagi jadi dua:
1) Gempa daratan: episentrumnya terjadi di daratan.
2) Gempa lautan: episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan terjadinya tsunami.
D. Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi berbenuk gelombang panjang. Maka menurut pengukuran gelombangnya, maka jenisnya bisa dibagi :
· Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi yang mempunyai kecepatan 4-7 km per detik.
· Gelombang sekunder (S): merupakan gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.
· Gelombang panjang (L): gelombang dengan kecepatan lebih lambat
E. Kekuatan Gempa
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain:
Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Tapi untuk saat ini pada umumnya menggunakan Skala Richter.
F. Penyebab terjadinya gempa bumi
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
G. Jalur gempa bumi
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/ Ina-TEWS).
0 komentar:
Posting Komentar