Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About

statistics

Blog Archive

Arsip Blog

Latest Posts

About Sure Mag

Social Media

Search Blog

Join with us

WTI Oil Price

Flickr Feed

Most Popular

Mengapa keju Swiss bisa dipenuhi lubang?



Merdeka.com - Jika Anda penggemar film kartun Tom&Jerry, tentu familiar dengan keju Swiss. Ya, keju Swiss adalah jenis keju unik penuh lubang yang menjadi kesukaan Jerry tikus. Nah, baru-baru ini, ilmuwan menemukan penyebab mengapa keju itu bisa berlubang.

Ilmuwan Agroscope, lembaga pusat penelitian pertanian Swiss, menyatakan bila sisa-sisa jerami lah yang menyebabkan munculnya lubang pada keju Swiss. Bagaimana bisa?

Sebelumnya, banyak ilmuwan yang menyatakan bila beberapa jenis bakteri yang ikut dalam proses fermentasi keju yang bertanggung jawab atas kemunculan lubang-lubang itu. Namun, ilmuwan Agroscope membantah semua itu dengan penelitian mereka.

Dari penelitian Agroscope, memang diperoleh bukti bila jumlah jerami yang tidak sengaja masuk ke dalam susu untuk keju ikut menentukan jumlah lubang pada keju. Semakin banyak sisa jerami, maka jumlah lubang dalam keju Swiss semakin banyak.

Anda tentu penasaran dari mana jerami itu berasal, ternyata para peternak sapi Swiss sejak lama diketahui memakai ember kayu tradisional untuk mengumpulkan susu sapi bahan keju. Dan ember-ember itu sering tidak sengaja terkena jerami di peternakan.

Namun, Agroscope menambahkan bila saat ini keju-keju Swiss sudah jarang yang memiliki banyak lubang. Penyebabnya, sekarang banyak peternak sapi perah yang beralih menggunakan alat modern untuk memerah susu sapi. Hal itu membuat peluang tercampurnya jerami ke susu sedikit, akhirnya lubang di keju pun berkurang drastis, Business Insider (28/05).

Penemuan tim ilmuwan Agroscope diklaim menjawab pertanyaan besar yang sudah muncul sejak seratus tahun lalu. Teka-teki munculnya lubang pada keju Swiss mulai banyak diperbincangkan saat ilmuwan Amerika, William Clark, mempublikasikan sebuah penelitian yang menyatakan lubang keju Swiss berasal dari bakteri di susu di tahun 1917.

Sejak saat itu, banyak ilmuwan berlomba-lomba membuktikan apakah penelitian William benar. Dan baru sekarang, ada ilmuwan lain yang bisa menjawab sekaligus membantah hasil penelitian William Clark.

0 komentar:

Posting Komentar