Pemerintah Indonesia akan menghadiri pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) yang digelar pada April mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah akan memberi masukan kepada negara-negara produsen minyak agar segera mengambil sikap terhadap penurunan harga minyak.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, Indonesia memiliki dua posisi dalam industri perminyakan dunia. Posisi pertama sebagai importir sedangkan posisi kedua sebagai eksportir.
"Kita negara importir, tapi juga sebagai produser. Jadi kita di dua sisi maka sebagai sebuah negara kita harus pandai menempatkan diri," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/3/2016).
Oleh karena itu, dalam pertemuan OPECc nanti Indonesia akan mengambil posisi netral. Pasalnya, karena berada di dua sisi, ada dampak positif dan juga dampak negatif bagi Indonesia di setiap pergerakan harga minyak dunia.
Jika minyak dunia naik, sebagai negara produsen minyak maka Indonesia diuntungkan karena harga jual minyak Indonesia juga tinggi. Namun karena Indonesia importir juga maka beban negara akan meningkat dengan kenaikan harga minyak tersebut.
Kebalikannya, jika harga minyak dunia turun maka sebagai produsen minyak, Indonesia rugi karena minyak produksi dalam negeri akan dihargai rendah. Namun, sebagai importir maka diuntungkan karena harga beli jadi turun.
Oleh sebab itu, menurut Sudirman, Indonesia lebih menginginkan agar harga minyak dunia harus mengalami kenaikan agar industri hulu minyak tetap bertahan tetapi kenaikannya tidak terlalu tinggi untuk menjaga kestabilan perekonomian.
"Tentu saja kita mengambil posisi netral dan mencari yang terbaik bagi harga minyak. Jadi kalau saya punya keyakinan tetap perlu ada penguatan harga pada level sustainable. Artinya bagi kalangan produsen menarik tetapi juga tidak menimbulkan trigger dan reaksi membuat yang tekanan, itu yang akan kita sampaikan di sana," terangnya.
Menurut Sudirman, dalam pertemuan tersebut pemerintah juga akan menyampaikan keinginan ke negara produsen minyak, mencari investor untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia.
"Setiap pertemuan dengan produsen waktu yang baik untuk menyampaikan keinginan kita dan kita di sana akan bertemu produsen besar, dan kita akan mulai bicara apakah mereka bisa membantu kita itu tergantung pada ketersediaan dan kondisi," tutup Sudirman. (Pew/Gdn)
soucer : liputan6.com